saya bukan blogger. saya hanya ingin bercerita :)

Kamis, 30 November 2017

[KALA]

Pada malam ketiga setelah aku menyadari bahwa aku jatuh cinta, masih saja ku cari sosok ia. Ia yang belakangan muncul di mana-mana, di setiap kala hariku. Sementara nyatanya ia susah sekali ku temukan hadirnya. Ia yang belakangan datang tanpa ku pinta; dalam pejam mataku, dalam jelang tidurku, dalam hela napasku, dalam degup jantungku yang menjadi lebih cepat saat ku ingat raut wajahnya, dalam untaian jemariku yang menari di tuts-tuts keyboard kala menguntai kisah tentang ia. Padahal belakangan ini pun terus ku cari di mana ia yang hanya berujung pada titik-titik kealpaan.
Ia entah di mana. Ia entah sedang apa. Ia entah sedang bersama siapa. Sementara aku rindu.

Tiga hari yang lalu pertemuan tanpa sengaja itu menyadarkan aku bahwa jatuh cinta masih saja nikmat rasanya. Maklum, sudah sekian lama aku lupa bagaimana syahdunya mencinta. Bukan tanpa alasan. Sebab dalam jeda waktu yang sekian lama itu yang ku rasa hanyalah kehampaan. Tapi kembali lagi pada pernyataan bahwa ia berhasil membuatku sadar kembali nikmat dan syahdunya jatuh cinta. Ya ampun, mengapa mendadak aku jadi menggelikan seperti ini? Bicara cinta seolah baru kemarin saja tahu rasanya jatuh cinta. Ingat umur, dong!

Bicara umur, bicara usia, aku mendapat tambahan kesadaran bahwa ternyata ada yang mengganjal di antara aku dan ia. Bagaimana mungkin? Tapi aku cinta. Pujangga bilang cinta tak kenal batasan-batasan, termasuk di dalamnya jarak, bahasa, percaya, usia. Usia. Waktu. Kala. Kala. Kala. Aku.

Pada malam ketiga  setelah pertemuanku dengannya, aku tahu bahwa aku memilih untuk tidak peduli dengan apa pun yang menjadi obrolan tabu mereka. Persetan dengan usia, terang saja aku jatuh cinta!




NB: [KALA] adalah bagian dari catatan kecil menuju proyek panjang masa depan. Wish me luck.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar