Entah malam ke berapa setelah aku jatuh hati pada sosok perempuan yang entah mengapa bisa membuat tidurku tak nyenyak dan makan tak enak. Yah, aku tak sepenuhnya benar memang. Sebab nyatanya aku tetap pulas tertidur hingga matahari muncul dan tetap lahap menyantap makanan dengan porsi besar. Tapi yang perlu ku beri tahu, tiga hari lalu aku bertemu dengannya. Bukan sekadar pertemuan karena aku toh sudah pernah terjebak dalam pertemuan manis dengannya beberapa kali. Ini benar-benar istimewa sebab dalam pertemuan malam itu aku dapat memandangnya lebih dekat dan lebih lama. Seolah-olah hanya ada aku dan dia dalam sekat yang membuat kami semakin dekat. Pasti aku benar-benar sudah gila!
Kalau ku ingat-ingat, aku jatuh hati pada sosoknya yang cerdas dan selalu bicara lugas jika menyangkut soal ideologi atau remeh-temeh lainnya. Namun ia juga mahir bicara manis yang membuat hatiku semakin teriris karena sadar bahwa aku rasanya jauh sekali untuk menjangkaunya. Ia perempuan yang mandiri dan ceria. Bagaimana tidak membuatku jatuh hati dan cinta? Ah, bagaimana pula ia dapat membuatku merangkai kata semacam ini yang rasanya tak mungkin aku rangkai jika bukan untuk perempuan seperti ia.
Namun tetap saja ada hal-hal yang membuatku semakin ragu mendekatinya. Bentangan pembeda yang ada di antara aku dan ia. Aku tahu itu hanyalah angka semata namun mau tak mau membuatku berpikir keras. Padahal aku Naradhipta; lelaki penuh kilau. Agak tidak nyambung memang, tapi apakah aku tak bisa membuatnya silau dan terpukau? Ragu-ragu aku mendekatinya, padahal aku rindu. Penat aku bertanya-tanya, tapi jelas aku jatuh cinta!
Persetan dengan bentangan pembeda.
NB: [NARADHIPTA] adalah bagian dari catatan kecil untuk proyek masa depan. Wish me luck.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar