Setelah itu lanjut tracking sampai ke kawasan Batu Pandang Ratapan
Soalnya pas aku kesana kemarin *sekalian observasi buat penelitian rambut gimbal* itu nggak sedikit komoditas asli Dieng berupa kacang babi yang rusak. Entah itu terinjak atau sengaja dipotek-potek oleh tangan-tangan nista, entahlah. Soalnya gini loh, Mas, Mbak, itu kan ditanam sama petani penduduk setempat untuk kemudian diharapkan menghasilkan uang. Kalau sudah rusak begitu, apa nggak mikir gimana nasib yang punya lahan dan tanaman? Think smart *nunjuk dengkul*
Dan lagi, ada juga batu-batu yang sudah dipenuhi coretan tangan-tangan nista. Duh please, don't be ndeso. Emang kalau coret-coret nama kamu, nama pacar kamu, atau apa pun itu di batu, itu berasa keren banget? Tulis nama pacar tuh di buku nikah.
Nggak ada kerennya sama sekali. Yang ada itu makin nunjukin identitas diri kamu sebagai seseorang yang ndeso. Ngerusak alam itu nggak asik.
Maka wahai teman-teman, piknik boleh tapi tetaplah menjadi asik dengan tidak merusak alam. Ndeso cyin.
Apa yang menarik dari kawasan Batu Pandang Ratapan
Mengapa dinamakan Batu Pandang Ratapan
Ingat ya, ratapan angin, bukan ratapan mantan. Eh gimana mantan, udah nyesal belum?
Karena sesungguhnya ratapan mantan adalah kebahagiaan buat kita.
Oke fokus lagi, langsung aja ya ini aku bagiin foto-foto pas aku kesana. Yuk mari piknik ke Wonosobo! #visitWonosobo #exploreWonosobo #cintaiWonosobo #akuanakWonosobo #janganpanikmaripiknik #piknikasik #berasainstagram #banyakbanget #hastagnya #okebhay
| pasangan terromantis~ |
| adek menanti bang..... |
Oleh2nya mana?
BalasHapus