Satu-satunya alasan mengapa aku menulis blog ini tepat ketika aku baru saja pulang ke kost setelah capek ketawa di kampus, adalah tiga nama yang ada di judul blog, yang sore ini berhasil membuatku tertawa lepas hingga lupa rasanya sedih. Iya, kemarin kan aku baru saja mengunggah blog tentang kerinduanku pada sosok yang selalu bisa membuat hatiku menari.
Hari ini hari ketiga puasa tapi aku sama sekali belum puasa. Besok mungkin, atau lusa. Aku jadi sama sekali belum merasakan suasana ramadhan. Mungkin juga karena sedang di rantauan, jauh dari keluarga. Sore ini aku ke kampus. Niatnya sih mau ngobrolin proker bareng departemen paling pekok se-HMJ Sastra Indonesia; Mikat.
Ngobrolnya lima belas menit, ketawanya berjam-jam. Setelah yang dirasa harus diomongin cukup, yaudah enceng. Gantian bully Rakha; pengusaha sego kucing yang tampan mempesona.
Dear Rakha, kalau suatu saat kamu baca tulisan ini, aku pengen kamu tahu kalau kehadiranmu selalu membawa kebahagiaan untuk semua orang. Meskipun itu sama artinya dengan membully kamu habis-habisan. Percayalah, Kha, tanpamu kami tak lengkap. Percayalah juga, Kha, selalu ada kebahagiaan dimana pun kamu berada asal kamu coba ciptakan sendiri. Percaya lagi, mengapa aku jadi sok motivator begini?
Entah mengapa, bersama ketiga laki-laki rak cetho itu aku bahagia. Mereka selalu bisa mencipta tawa ketika aku membutuhkannya, meski dengan cara yang aneh dan nggilani. Nyatanya memang kalau tidak bertemu mereka sehari saja rasanya aneh. Seperti misalnya ketika liburan, atau saat salah satu ada yang pulang ke rumah.
Kerusuhan terjadi sore tadi. Ngabuburit yang bener-bener rak cetho. Bermula ketika ketiga laki-laki itu ngajakin aku ke KFC, tapi harus aku yang bayarin sebagai syukuran aku menang seleksi Peksiminas dua kali. Iya, ideku adalah ide mereka juga sebab ide-ide untuk tulisanku seringnya aku dapat dari ngobrol dengan mereka. Maka dari itu, aku memang ngajakin mereka syukuran. Tapi aku ngajaknya ke kopi klothok! Hmm.. dasar nggatheli.
Nah, karena aku nggak mau, mereka terus ngajakin pulang. Permasalahannya adalah aku nggak bawa motor karena berangkatnya dijemput Andra, terus pas pada ngajakin pulang Andra nggak mau boncengin aku. Yaudah aku inisiatif dudukin aja motornya Andra, biar nggak pada bisa ninggalin aku. Eh, kelakuan itu bocah tiga malah boncengan pake motornya Ali, ninggalin aku yang cengo. Tinggallah aku di kampus sendirian.
Mereka balik lagi, cuma buat ngeledekin aku, dan ninggalin aku lagi. Gitu terus sampai berapa kali. Ya Allah, ini hiburan macam apa. Yang jelas aku capek ketawa.
Akhirnya aku berhasil nyabut kontak motornya Ali dan aku simpen di tas. Korban bully pun berganti. Seharusnya Ali yang jadi korban bully, tapi malah jadi Rakha. Rakha kami tinggalin sendirian di kampus dengan muka yang minta ditabok banget. Tapi akhirnya kami pulang berempat dengan normal.
Ah, terima kasih cah. Hari ini aku ketawa lepas sekali. Aku lupa rasanya galau, nggak jelas. Tetap temani aku ya, cah. Nggak ada pencitraan, nggak ada pura-pura. Busuk bareng, bersinar bareng.
Ini menggelikan sih, tapi what the fvck, I love you cah!
May, aku anonim loh. Makan yuuk
BalasHapusTapi aku udah kenyang. Tadi habis makan sahur.
Hapus