Aku suka ketika Zarry Hendrik berkata-kata. Tapi aku tidak suka ketika topiknya berubah menjadi politik. Seketika itu juga sisi romantis dan gokilnya berubah jadi menyebalkan.
Kapan Kau Datang Lagi?
Kapan kau
datang lagi, membangunkanku tidur, mengingatkanku bahwa waktu itu
berharga saat denganmu? Kapan kau datang lagi, menjemputku pergi,
membawaku ke tempat yang kau pikir kita bisa tenang di sana? Kapan kau
datang lagi, menemuiku yang tidak tahu bagaimana lagi jika tanpa kau?
Kapan kau datang lagi? Kapan?
Bila aku
harus menjauhimu, aku akan memulainya dengan berjalan mundur. Aku akan
menghayati lambai tanganmu di selangkah demi selangkah. Kemudian saat
mataku mulai berkaca-kaca, aku akan berkedip untuk membiarkan pipiku
pasah. Aku akan menangisi jarak sambil menaruh harap untuk
melayang-layang di atas tanah. Karena sejauh apapun kita terpisah, kita
hanya sama-sama di bawah langit, masih di dalam bumi yang tidak lelah
berputar terus.
Aku akan percaya ini cinta
jika bersamanya di bawah terik matahari
aku malah merasa teduh
Aku akan percaya ini cinta
jika terjebak dengannya di tengah serigala
aku tetap merasa tenang
Aku akan percaya ini cinta
jika menjauh dari Sang Pencipta
aku jadi merasa takut
dan aku akan percaya ini cinta
jika melihatnya tertawa dengan lepas
aku sudah merasa cukup
Kapan Kau Datang Lagi?
Sama-sama Di bawah Langit
Jika Ini Cinta
jika bersamanya di bawah terik matahari
aku malah merasa teduh
Aku akan percaya ini cinta
jika terjebak dengannya di tengah serigala
aku tetap merasa tenang
Aku akan percaya ini cinta
jika menjauh dari Sang Pencipta
aku jadi merasa takut
dan aku akan percaya ini cinta
jika melihatnya tertawa dengan lepas
aku sudah merasa cukup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar